"Ya, tapi jika ia teman sejati, ia harus tahu caranya meminta maaf" Agnes
Mungkin sudah banyak yang menyadari akan watak film comedy Hollywood saat ini. Gila, lebay, penuh fantasi, tak masuk akal, vulgar, jorok, kasar, namun tetap mengundang tawa. Komposisi itu akan tetap terlihat di film satu ini, Harold & Kumar. Film yang akan di review ini merupakan sekuel dari film trilogy Harold & Kumar. Film ini berkisah tentang petualangan dua sahabat warga negara Amerika berketurunan Asia, yakni Harold Lee (John Cho) yang berketurunan Korea dan Kumar Patel (Kal Penn) yang berketurunan India. Film garapan Jon Hurwitz yang dibantu Hayden Schlossberg serta didistribusika New Line Cinema ini menggunakan lelucon ala Amerika dengan konten yang vulgar, jorok, kasar, menjurus rasis, dan kurang ajar namun kita masih tetap bisa tertawa.
Petualangan Harold & Kumar kali ini rencananya akan menuju Amsterdam demi menyusul Maria (Paula Garces), wanita pujaan Harold. Cerita kali ini bertema terorisme. Hal ini sudah terlihat ketika berada di bandara, ketika Kumar dicurigai oleh petugas bandara karena permasalahan etnis (seperti di film India, Khan). Namun Kumar yang saat itu membawa ganja berakting tersinggung karena dicurigai yang disebabkan etnis. Selepas masalah itu, Harold & Kumar bertemu dengan Colton Graham (Eric Winter) dan Vanessa Fanning (Danneel Harris) yang merupakan mantan pacar Kumar. Kumar terkejut ketika Colton mengatakan akan menikahi Vanessa minggu depan.
Di dalam pesawat, Kumar kembali membuat ulah. Kali ini dia menghisap ganja di toilet menggunakan alat ciptaannya yang bernama Bong. Namun ketika nenek tua berteriak histeris karena melihat dan mengira itu bom, keadaan pesawat menjadi kacau. Alhasil Harold dan Kumar ditangkap dan kembali ke Amerika.
Ron Fox (Rob Corddry) datang untuk menangani kasus ini. Gayanya yang suka menyimpulkan sendiri dan sok tahu rasanya sukses membuat penonton muak. Tanpa Investigasi lebih lanjut, Fox sudah menyimpulkan bahwa Harold dan Kumar merupakan kasus teroris persekutuan Korea Utara dengan Al-Qaeda. Disampingnya ada perwakilan intelejensi Beecher (Roger Bart) yang mempertanyakan kredibilats Fox. Tanpa prosedur yang lazim, Harold dan Kumar sudah diputuskan dipenjara di Guantanamo Bay di Quba.
Di penjara itu Harold dan Kumar bertengkar. Kumar terlihat seperti orang tak bersalah dan menganggap santai semuanya sementara Harold terlihat depresi. Mereka sempat cekcok dengan teroris yang sebenarnya namun berkat teroris itulah terbuka kesempatan kabur. Mereka kabur dari penjara itu dan mulai mencari pertolongan mulai dari temannya di Florida hingga tujuan akhirnya menuju Texas tempat Colton dan Vanessa melangsungkan pernikahan karena Colton yang merupakan kerabat presiden mengatakan siap membantunya ketika di bandara tadi. Sementara Kumara merasa hal itu adalah kesempatan bagunya erusak pernikahan mereka karena Kumar masih menyukai Vanessa. Namun menuju kesana bukanlah hal yang gampang, berstatus buronan mereka berdua dihantui rasa paranoid, belum lagi Fox yang selalu memburunya. Selain itu dalam setiap perjalanannya mereka selalu bertemu orang-orang aneh nan abnormal untuk menambah kadar humornya.
Namun setelah mereka sampai dan meminta bantuan Colton, Colton malah menkhanati mereka dan menyerahkan mereka pada Fox. Di situlah Kumar mulai mengakui kesalahan. Persahabatan mereka kembali direkatkan dan kembali berusaha kabur. Disinilah hal absurd kembali terjadi, mereka ternyata bersembunyi di rumah Presiden George W Bush. Dan ternyata Bush adalah suka ganja, haha. Setelah merasa akrab Kumar meminta pertolongan yakni selain membebaskan mereka juga mencoba untuk kembali merebut Vanessa.
Selain teroris, film ini penuh dengan ganja. Diestiap kesempatan Kumar selalu mengajak Harold untuk pesta ganja termasuk dengan presiden Bush. Jujur saya tidak terlalu suka gaya comedy yang banyak hal absurdnya disini. Namun saya suka beberapa kalimat yang mengkritiki negara adidaya tersebut. Banyak scene yang memiliki pesan tersirat mengkritisi Amerika khususnya Bush dan masalah terorisme. Namun sayangnya pengejudge'an stereotip budaya masih terlihat sangat jelas disitu, film yang labil. Sayangnya unsur lelucon yang acak membuat kita sulit mengerti apakah ini fase lelucon atau serius. Ada kutipan dari Bush palsu yang membuat saya berdecak kagum, untungnya ini dari Bush palsu, Bush asli ? saya tak tahu apa yang ada dikepala pembuat onar itu.
"Kau tak harus mempercayai pemerintah untuk jadi penduduk yang baik. Kau hanya perlu percaya pada negaramu" Bush Palsu.
Rating : 7
No comments:
Post a Comment