Berbicara masalah industry film Amerika rasanya tidak usah
diragukan lagi. Sudah berjuta-juta film yang sudah dihasilkan Hollywood untuk
memberikan pertunjukan disebuah layar kaca pada seluruh penjuru dunia. Selain
film, mereka juga cukup mahir membuat series. Imajinasi yang tak terbatas
menghasilkan banyak sekali jenis cerita ditambah teknologi yang mendukung
membuat imajinasi bukan halangan untuk divisualisasikan, termasuk series epic fantasy Game Of Thrones ini.
Game Of Thrones adalah sebuah series yang merupakan adaptasi
dari novel laris karya George R. R. Martin yang berjudul A Song on Ice and
Fire. Sebenarnya saya agak bingung menjelaskan cerita dari series ini. Seperti
hal nya J.K. Rowling yang menulis Harry Potter, sang penulis Game Of Thrones
sangat luar biasa dalam berimajinasi bahkan bisa dibilang lebih luar biasa.
Selain dari banyaknya karakter yang muncul, cerita yang mengaitkan banyak
sekali tempat berlatar berbgai kerajaan, serta mengambil berbagai sudut pandang
cerita, ditambah intrik politik serta berbagai konflik berlapis-lapisnya
membuat penonton harus mempunyai daya ingat yang bagus agar bisa menikmati
series dengan 10 episode di season pertamanya.
Series ini bercerita mengenai perebutan kekuasaan kerajaan dan
harga diri di sebuah negeri dimana musim panas bisa berlangsung beberapa decade
sementara musim dingin berlangsung sangat panjang. Cerita bermula di kerajaan utara
yang dipimpin oleh Lord Eddard “Ned” Stark (Sean Bean) yang sebelumnya sangat
aman nan tentram bersama keluarganya yang menjadi sorotan dalam series ini
seperti sang permaisuri Catelyn Tully (Michelle
Fairley) dan kelima anaknya Robb (Richard
Madden), Sansa (Sophie Turner), Arya (Maisie
Williams), Bran (Isaac Hempstead-Wright), Rickon (Art
Parkinson) serta anak haram Ned Jon Snow
(Kit
Harington) tiba-tiba mendapat kabar rumor adanya serbuan monster di
perbatasan, konflik pun bertambah ketika raja induk dari negeri tersebut
tiba-tiba meninggal secara misterius. Kabar duka tersebut membuat sang pewaris
kerajaan King Robert (Mark Addy) bersama keluarga Lannister yang merupakan keluarga
sang ratu datang ke utara menemui Ned. King Robert meminta Ned untuk menjadi
tangan kanan sang Raja. Setelah sebelumnya sempat melalui diskusi panjang
antara Ned dengan sang istri, dikarenakan Robert merupakan teman seperjuangan
Ned, Ned akhirnya menerimanya meski dengan berat hati meninggalkan keluarga dan
kerajaannya. Disaat yang sama, terdapat ancaman dari wilayah timur. Prince
Viserys Targaryen yang telah di usir dari kerajaan bersama adik perempuannya
Daenerys pasca kematian ayah mereka penguasan 7 kerajaan sebelumnya. Viserys
membujuk Daenerys untuk menikahi kepala suku yang bernama Khal Drogo demi
mendapatkan pasukan perang untuk bisa kembali merebut kekuasaan yang dulu
pernah dimiliki oleh Ayahnya.
Saya mungkin tidak bisa menulis lebih detail mengenai
konflik-konflik yang akan terjadi dan bagimana kelanjutan ceritanya dikarenakan
setelah semua itu terjadi, mulailah pencabangan cerita yang begitu banyak serta
konflik yang cukup rumit mengenai penghianatan, rencana kudeta terselubung,
rahasia silsilah keluarga, hancur lebur dan terpisahnya keluarga Ned, hingga
sesuatu mengenai monster yang ada di wilayah luar serta sesuatu mengenai naga.
Pencabangan cerita tersebut membuat tempo cerita melambat karena harus
menciratakan satu per satu kisah dimana semua itu terjadi dalam waktu yang sama.
Kesabaran yang diuji pada episode awal-awal bisa terbayarkan berkat konflik-konflik
yang cukup rumit disetiap cabangnya hingga akhirnya cerita tersebut mengerucut
pada sebuah perebuta tahta dari setiap wilayah dan menghadapi makhluk
mengerikan diluar sana.
Penutup dari season pertama ini sangat jauh dari dikatakan
berakhir bahkan masih banyak teka-teki yang belum terjawab. Dan keadaan
sementara kekuasaan dipegang oleh para antagonis dimana dalam cerita ini
dipegang oleh para Lannister namun belum ada kemenangan bagi pihak manapun.
Berbagai macam cabang cerita disertai konflik rumit rupanya mampu dikemas
dengan sempurna meski hanya dengan 10 episode termasuk dalam hal yang luar
biasa. Kerumitan cerita tersebut menuntut kecerdasan berfikir penonton sehingga
series ini bisa dibilang bukanlah sesuatu yang mudah dicerna dan juga bukanlah suatu
tayangan hiburan yang ringan. Selain itu cerita yang tidak mudah ditebak
menjadi poin tambah tersendiri.
Dari segi ide cerita, jujur saya tidak mampu memberikan
komentar apapun terkait dengan ke-kreativ-an imajinasi pembuat cerita. Sementara
dari segi efek, latar tempat, dan sebagainya rasanya tidak perlu meragukan
kualitas industry film negeri adikuasa ini. Series ini memang terdapat sisi
sadis dan vulgar, ada banyak adegan pemenggalan, pembunuhan, penyerbuan hingga
hubungan badan yang memang tak disensor sehingga hal ini mungkin akan bertabrakan
dengan sudut pandang penonton dari sisi budayanya dan juga sangat tidak layak
ditonton anak-anak dari segi budaya manapun.
Rating : 8
No comments:
Post a Comment