“I wouldn't say I was the best manager in the
country. But I'm in the top one.”
Kehidupan manager tim sepakbola sepertinya sama sulitnya
bahkan lebih dengan kehidupan pemain sepakbola, sebenarnya apapun pekerjaannya pastinya
semua mendapatkan kesulitan. Bagi penggemar liga inggris fanatic rasanya sudah
taka sing dengan nama Brian Clough. Siapakah dia? Brian Clough merupakan salah
satu manager tersukses yang dimiliki Liga Inggris. Dia pernah membawa Derby
County yang berstatus promosi menjadi juara Liga, selain itu dia juga membawa
Nottingham Forest menjuarai Liga Champions. Namun, dalam film ini Tom Hooper
selaku sutradara tidak mengekspose kesuksesannya melainkan justru disaat-saat
terpuruknya, sebuah ide yang cukup unik nan menarik untuk melihat
pengemasannya.
The Damned United menceritakan salah satu manager sukses
yang mencoba menangani salah satu tim kuat saat itu Leeds United, namun
sayangnya dia hanya bekerja selama 40 hari di tim itu. Cerita diawali sebuah
pencitraan mengenai Leeds United, beberapa dokumen rekaman pertandingan
menggambarkan Leeds United sebagai tim kuat yang mendominasi Liga Inggris di
era 70-an namun memiliki citra klub kasar. Sementara dokumen lain menggambarkan
kondisi Tim nasional Inggris yang sedang mencari pelatih baru. Dua rekaman tadi
akhirnya mengarah pada sebuah cerita dimana saat itu FA mengumumkan mengontrak
Don Revie yang telah bertahun-tahun membuat Leeds United menjadi tim yang
“ditakuti”. Dan pertanyaannya, siapakah yang mengisis kekosongan di Leeds?.
Brian Clough (Michael Sheen) yang sebelumnya sukses
meruntuhkan dominasi Leeds United dengan membawa klub promosi Derby County
menjadi juara pun ditunjuk menggantikan Don Revie. Namun sayangnya ada
permasalahan besar yang terjadi, Don dan Clough adalah rival dan hal itu secara
tidak langsung membuat para pemain Leeds membencinya, belum lagi ucapan-ucapan
Clough yang selalu merendahkan Don tentunya membuat mantan anak didiknya sangat
marah. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Beberapa tahun sebelumnya saat
Clough masih melatih Derby County yang ada di divisi 2 bertemu dengan Leeds
United di ajang FA Cup. Bagi klub miskin seperti Derby, melawan tim sebesar
Leeds adalah sesuatu yang langka, hal itulah yang membuat Clough dan
asistantnya Peter Taylor (Timothy Spall) antusias menyambut rombongan Don
Revie. Sayangnya saat pertemuan, Clough tidak dianggap dan bahkan tak berjabat
tangan ditambah Leeds pun menang dengan cara yang tidak disukai Clough,
permainan kasar serta diving. Brian
Clough pun membuat perhitungan besar pada Don dengan cara membuat Derby County
segera promosi agar bisa se Liga dengan Leeds dan meruntuhkan dominasinya. Ambisi
Clough dibantu Taylor yang jeli dalam transfer pemain. Kesalahan besar Clough
disini adalah terlalu memfokuskan diri pada permasalahan pribadi dirinya dengan
Don dan tak mau mengerti tentang perasaan pemain dan juga klub.
Sebenarnya dari pada menyoroti Clough vs Don, film ini lebih focus menceritakan hubungan Brian Clough dan Peter Taylor. Keduanya saling melengkapai baik itu didalam lapangan maupun diluar lapangan. Clough mempunyai watak yang suka meledak-ledak, ambisius, temperamental sebaliknya Taylor adalah orang yang pendiam serta kalem sehingga mampu meredam amarah Clough. Dari dalam lapangan, Clough adalah seorang managar jenius yang punya pemikiran mengenai apa yang akan dilakukan kedepannya, mengerti apa yang dibutuhkan klub sementara Taylor bertugas seperti eksekutor, setelah mengetahui apa yang Clough butuhkan dengan cepat Taylor memberikan apa yang Clough butuhkan seperti pemain misalnya. Konflik terjadi ketika Clough yang tak akrab dengan pemilik klub yang berujung dipecatnya Clough dan Taylor. Taylor menyalahkan Clough karena membuatnya meninggalkan kota yang dicintainya itu. Mereka pun bertengkar hebat apalagi setelah Clough menerima pinangan Leeds begitu saja. Di Leeds ternyata Clough tidak bisa apa-apa tanpa Taylor, alasan lain mengapa ia gagal ialah tak adanya sosok Taylor disampingnya yang bisa menjadi penasehat sekaligus penahan amarahnya.
Film ini mempunya alur yang unik, alur
bolak-balik/maju-mundur. Penggambara zaman tersebut pun mampu divisualisasikan
dengan baik, belum lagi tambahan cuplikan documenter pertandingannya. Kualitas
kamera yang bisa membawa suasana kembali ke media massa era itu. Nilai 8 dari
10 rasanya pantas diberikan. Hal yang cukup mengganggu adalah para pemeran
pemain bola tersebut. Entah apa pemain era itu tidak memperhatikan berat badan,
tapi kondisi tubuhnya seperti tidak pantas untuk memerankan sosok olahragawan.
Film ini pun tidak semuanya benar karena ada penambahan fiksi yang membuat efek
dramatisir seperti skor dan lainnya. Memang agak disayangkan difilm ini tidak
menampilkan bagimana kejeniusan Clough meracik strategi dan lebih mengedepankan
konflik perseteruannya dengan Don, Manajemen, dan juga Peter Taylor.
Note: (SPOILER) Brian Clough dan Peter Taylor kembali bereuni dan
membangun tim kecil Nottingham Forest menjadi juara eropa dua kali beruntun.
Lalu ada sebuah kisah sedih di penghujung hidup Clough dan Taylor. Setelah
mereka berpisah di tahun 1980an keduanya bertengkar hebat dan tak pernah lagi
saling berbicara. Hal ini kemudian akan menjadi penyesalan terbesar Clough
karena sahabatnya itu mati mendadak di tahun 1990 tanpa pernah berdamai lagi
dengannya. Clough yang pemarah itu konon menangis hebat mendengar kabar
kematian sabg sahabat. Ia menyatakan dalam biografinya bahwa setelah kepergian
Taylor ia sulit untuk menemukan ‘tawa’nya kembali.
No comments:
Post a Comment