Monday, July 22, 2013

[J-Dorama] Great Teacher Onizuka (1998)

“Jika saya seorang guru, saya tak akan pernah berkata bahwa murid saya adalah sampah” Onizuka Eikichi

Tugas seorang guru memang tak pernah mudah, apalagi menghadapi anak-anak yang tidak bisa diatur bahkan sampai meneror gurunya. Itulah kendala yang dialami SMA Mushasi Seirin, kelas 2-4 dianggap sebagai kelas pembuat onar dimana sudah banyak korban walikelas yang mengundurkan diri akibat diteror oleh siswanya, namun kali ini para siswa kelas 2-4 mendapatkan musuh baru, yakni Eikichi Onizuka (Takashi Shorimahi), seorang guru unik yang merupakan mantan geng motor dan hanya lulusan perguruan tinggi tingkat 3 yang diminta khusus oleh direktur menjadi walikelas mereka. Great Teacher Onizuka merupakan dorama jepang adaptasi manga dengan judul sama yang bercerita tentang kisah seorang guru berandalan dalam menghadapi siswa-siswa luar biasanya.

Great Teacher Onizuka diproduksi Fuji Television Network dan mengudara di Jepang pada tahun 1998. Dorama ini disutradarai oleh Suzuki Masayuki. Dorama ini sangatlah legendaries dimana ratingnya pada saat itu sangalah tinggi.


Dikisahkan Eikichi Onizuka yang merupakan lulusan perguruan tinggi kelas 3 memiliki impian menjadi guru, suatu impian yang mulia dan jauh lebih mulia dibanding motivasinya Onizuka menjadi guru di Anime. (Di Anime motivasinya ingin menikah dengan anak SMA, lebih jelasnya liat sinopsisnya disini). Hingga akhirnya teman Onizuka, Saijima Ryuji yang seorang polisi mengabarkan adanya lowongan pekerjaan di Sekolah Mushasi Seirin. Namun dengan Curiculum Vitae yang mengenaskan milik Onizuka, sudah jelas lamarannya ditolak mentah-mentah dari sang wakil kepala sekolah Uchiyamada Hiroshi (Nakao Akira). Sempat tersulut emosi ketika Uchiyamada mengatakan dirinya adalah sampah, namun akhirnya dia pasrah. Sempat curhat dengan seorang penjual di kantin, Onizuka mengeluh tentang bagaiman guru yang dengan gampangnya mengatakan sampah pada orang lain dapat berakiba buruk bagi pendengarnya. Perbincangan mereka terhenti ketika ada insiden beberapa siswa mengamuk dan ingin menghajar Uchiyamada, ibu kantin pun memberika solusi untuk membantu Uchiyamada, mungkin kesempatan pekerjaan itu masih ada. Sempat ditolong namun lagi Uchiyamada menggunakan kata “sampah” menghina siswa yang katanya dikeluarkan itu, hal ini sontak membuat Onizuka marah dan justru menendang Uchiyamada.

Onizuka sempat putus asa dengan kejadian itu, namun kejutan datang ketika Saijima mengatakan bahwa pihak sekolah menginginkan Onizuka kembali, siapa sangka jika direktur Seirin (Ketua Yayasan) adalah ibu-ibu yang berbicara dengannya dikantin, Sakurai Akira namanya. Bu Sakurai memandang bahwa sekolahnya memerlukan seorang guru seperti dia dimana keadannya saat ini sangat riskan, banyak siswa mempunyai masalah yang rumit bahkan ada guru yang bermasalah, lisan sudah tidak bisa diandalkan dan metode Onizuka diharapkan mampu membawa perubahan pada Seirin. Onizuka yang senang cita-citanya tercapai tentu dengan senang hati menerima tawaran itu. Kehidupan Onizuka di Seirin pun dimulai.

Uchiyamada yang sangat menolak Onizuka diterima pada akhirnya melunak setalah Bu Sakurai menjelaskan bahwa Onizuka akan dijadikan wali kelas 2-4, kelas yang sangat bermasalah. Perjuangan Onizuka memang tidaklah mudah, Onizuka beberapa kali dijebak oleh para muridnya yang sebenarnya cerdas. Kelas 2-4 memang sangat membenci orang dewasa, mereka menganggap orang dewasa adalah orang yang munafik dan selalu mementingkan kepentingan mereka sendiri. Semua itu dikarenakan temannya yang meninggal karena tekanan orang dewasa. Namun rasa antipasti murid 2-4 berubah menjadi simpati pada Onizuka yang dianggap sebagai orang yang berbeda dengan orang dewasa lainnya. Onizuka berhasil menaklukan satu persatu siswanya yang masing-masing dari mereka mempunya masalah rumit baik itu masalah kepribadiannya hingga keadaan situasi siswanya. Onizuka berhasil menaklukan siswanya dengan metode-metode anehnya yang keras.

Selain dari para murid, Onizuka juga mendapatkan tekanan dari rekan-rekan kerjanya terutama Uchiyamada yang dimana dia selalu mementingkan citra sekolah daripada kondisi internal sekolah. Para guru lainnya tidak terbiasa menerima kehadiran Onizuka yang mempunyai watak sembrono, berandalan, seenaknya, tidak sopan, dan semacamnya, hal ini memicu kebencian pada Onizuka sehingga para guru juga memikirkan cara bagaimana menyingkirkan Onizuka dari sekolah. Selain dari dalam sekolah, Onizuka juga harus menghadapi tekanan dari luar seperti komisi perindungan anak dan dewan pendidikan.

Dari sekian banyak musuh yang dihadapi Onizuka, dia memiliki pembela dari pihak guru, yakni Fuyutsuki Azusa (Nanako Matshushima) dan Fujitomi Makoto (Numata Baku). Khusus Fuyutsuki, cerita Onizuka denganya menjadi kisah hiburan tersendiri. Terdapat kisah asmara diantara keduanya, disetiap penaklukan Onizuka terhadap siswanya, Fuyutsuki selalu menjadi saksinya, hal ini membuat Fuyutsuki terkagum dan menimbulkan sebuah rasa yang lain. Pertengkaran keduanya membuat suasana begitu kocak sekaligus romantic.

Ulasan khusus berikutnya mengenai perbandingan dengan Animenya. Terdapat perombakan besar-besaran dari cerita asli pada manga ataupun animenya baik itu cerita maupun karakter. Terdapat penyempitan karkater dimana dua karakter di manga disempitkan dan digabung pada satu karakter saja, selain itu juga ada pengurangan dan penciptaan karakter baru. Sangat disayangkan tidak adanya sosok Kanzaki Urumi di dorama kaena karakternya di merger pada diri Kikuchi, sementara itu saya kehilangan sosok Murai yang bengal, bodoh, dan ramai, namun disini dia digambarkan sebagaikan sosok yang serius, dingin, dan pintar. Juga ada teman sejati Onizuka, Danma Ryuji dan rivalnya Saijima yang di dorama justru demerger menjadi Saijima Ryuji. Lalu sosok Fuyutsuki yang digambarkan terpaksa menjadi guru juga merupakan perubahan dasar dibanding Animenya. Meski begitu semuanya terlihat sangat bagus, tentunya kita harus menikmatinya sebagai suatu cerita baru, bukan adaptasi yang sama persis.


Yang tidak saya suka dari dorama ini adalah karakter Onizuka yang seolah-olah selalu benar, padahal di Anime Onizuka juga sempat salah kata walaupun ujungnya manis juga. Onizuka di dorama digambarkan memiliki jiwa sejati guru, sementara di anime Onizuka tidak lepas dari kemunafikan dimana dia tidak peduli dengan siswanya yang tidak membutuhkannya, yang dipedulikan hanyalah wanita muda berbaju SMA. Kita memang harus menikmatinya dari sisi yang berbeda, dan saya sangat puas dengan GTO, baik itu Anime maupun Doramanya.

Rating : 9

No comments:

Post a Comment